Monday, August 15, 2016

Sinopsis Age of Youth Episode 1 Part 2


Eun Jae kembali mimpi buruk, tapi dengan beberapa adegan baru. Gadis kecil yang sama berdiri di kelas, tapi tak ada yang memperhatikannya. Sepasang mata mengintip dari balik pintu dan segelas susu tumpah. Eun Jae terbangun dengen keringat bercucuran.

Tak ada perubahan bagi Eun Jae. Di bis ia kembali kena tas yang dibawa orang yang berdiri di dekatnya. Setelah kelas usai, Eun Jae keluar ruangan walau ada pemberitahuan kalau anak psikologi diminta untuk tidak pergi dulu. Jong Yeol memperhatikan Eun Jae yang pergi dengan penuh minat.

Eun Jae yang akan ke perpus bertemu dengan Ye Eun yang juga ingin ke  perpus tapi ketemuan dulu dengan pacarnya dan menitipkan tas pada Eun Jae untuk pesen tempat, sesuatu yang dilarang di perpustakaan. Ye Eun tak kunjung datang, membuat Eun Jae gugup karena banyak anak yang sudah menunggui tempat duduk Ye Eun.


Ia mengirim pesan pada Ye Eun, tapi tak dibalas. Ye Eun ternyata asyik pacaran di cafĂ©. Saat Eun Jae balik ke perpus, ada seorang gadis yang berdiri tak sabar di samping kursi Ye Eun. Ia tak bisa berbuat apa-apa saat gadis itu mengambil tas dan diktat Ye Eun dan memberikan ke petugas perpus. Sampai malam, Eun Jae terus menunggu tapi Ye Eun tak datang juga. 

Akhirnya ia membereskan buku dan menghadap ke petugas perpus untuk mengakui kalau tas itu adalah milik temannya. Untung tas dan diktat Ye Eun dikembalikan walau ia tetap kena teguran keras.

Ternyata Ye Eun sudah sampai rumah, ngobrol dengan Yi Na dan Jin Myung dan malah bertanya-tanya kenapa Eun Jae belum sampai rumah juga. Yi Na menyebutnya suka mengambil keuntungan dari Eun Soon –nama panggilan dari Ye Eun yang artinya kampungan- Yi Na dan Ye Eun bergosip tentang kepolosan Eun Jae, apakah semua gadis luar ibukota memang seperti itu.

Ye Eun akhirnya mencoba menelepon Eun Jae dan heran mendengar saat mendnegar suara ringtone Eun Jae. Ternyata Eun Jae sudah datang dan mendengar semuanya. Ye Eun buru-buru minta maaf karena tak muncul di perpustaakaan.

Tanpa banyak omong, Eun Jae menjatuhkan buku diktat Ye Eun ke lantai, kemudian membuang tas Ye Eun ke luar jendela hingga terdampar di jalan. Semua terkesiap kaget. Ye Eun sudah mau marah, tapi terdiam saat Eun Jae berteriak dengan bahasa banmal, bertanya apakah ia pantas dijadikan gurauan seperti ini? Ia kemudian marah ke semuanya. “Bahkan jika aku tak tahu apa-apa, walaupun aku kelihatan seperti orang bodoh, kalian tak perlu seperti ini. Kalian tak perlu sejahat ini! Kalia tak perlu mentertawakan aku!” Air matanya menggenang saat menyambung, “Kalian setidaknya bisa sedikit ramah. Tak semua orang terbiasa hidup di sini seperti kalian. Bagiku, ini sangat berat sampai rasanya aku mau mati saja!!”

Suasana hening mendengar jeritan Eun Jae, walau terlihat ketiganya terlihat kaget. Eun Jae masuk kamar dan menangis tersedu-sedu di tempat tidur, cukup keras hingga terdengar dari luar. Tapi ketiga gadis itu benar-benar tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Eun Jae.

Malamnya, Eun Jae demam tinggi, dan saat mengigau ia melihat sekelebat wajah teman-temannya keluar masuk kamar untuk merawat dan memeriksa kondisinya, campur aduk dengan mimpi buruk yang sering muncul.

Keesokan paginya, Ye Eun, Yi Na dan Jin Myung membersihkan rumah. Eun Jae sudah terlihat mendingan dan ingin keluar kamar untuk pipis. Tapi tak berani keluar sampai ia benar-benar tak tahan dan berlari ke kamar mandi setelah memberi ucapan selamat pagi. Semuanya terkejut tapi tertawa, menyadari kalau Eun Jae itu memang punya hobi menahan semuanya hingga akhirnya meledak.

Eun Jae berbicara dengan canggung dan karena tahu sekarang saat bersih-bersih, ia menawarkan diri untuk ikut bersih-bersih. Karena baru sakit, Eun Jae disuruh membuang sampah saja. Saat mengambil sampah dari meja Jin Myung, ia menemukan post it-post it yang penuh coretan. Ternyata untuk menulis satu post it, Jin Myung harus menulis beberapa kali untuk mendapat kata-kata yang bagus.

Saat Eun Jae selesai, ketiga temannya sudah sarapan ramen. Tapi untuk Eun Jae yang baru sakit, sudah disiapkan bubur dan obat. Sambil berterima kasih, Eun Jae minta maaf atas ucapannya kemarin. Ye Eun meminta Eun Jae untuk meluapkan amarah ke si pendosa dan bukannya tasnya. Hahaha ^^

Untuk pertama kalinya, Jin Myung bicara secara banmal dengan Eun Jae, memintanya untuk langsung ngomong saja dan tak menahan dalam hati. Memang mereka harus belajar untuk menerima keadaan, tapi mereka harus bicara jika ada yang mengganggu mereka.

Yi Na meminta Eun Jae untuk memulainya sekarang, tapi Eun Jae belum bisa jadi Ye Eun memulainya dengan mengkritik Eun Jae yang terlalu keras dalam mengetik hingga ia bisa mendengar dari kamarnya. Eun Jae berkata lain kali ia akan lebih berhati-hati tapi menambahkan kalau ia juga bisa mendengar suara Ye Eun yang sedang telepon dengan pacarnya. Ye Eun kaget tak percaya, tapi Jin Myung kemudian mencemprengkan suaranya dan meniru kata-kata yang Ye Eun ucapkan saat telepon.

Dan percakapan di meja makan itu semakin ramai, membuat Eun Jae merasa nyaman dan dekat. Eun Jae berangkat ke kampus dan berkata dalam hati kalau ternyata tak hanya dirinya yang menahan diri, tapi hanya dia saja yang merasa tak nyaman, hanya dia yang merasa berjalan seperti di es tipis.

Kita melihat saat Eun Jae mengetik, Ye Eun hanya perlu mengambil earphone dan melanjutkan membaca. Yi Na harus menunggu lama di depan kamar mandi saat Eun Jae b.a.b sambil browsing-browsing dan Jin Myung harus menulis berkali-kali untuk membuat sebuah post it.

“Kupikir tak masalah jika aku tak menungkapkan. Aku takut jika aku berkata sesuatu. Aku merasa mereka mentertawakan aku. Karena itu, kupikir orang lain berbeda denganku. Mereka lebih tak bisa menghargai orang lain, lebih ceroboh. Kupikir mereka tak peduli. Ternyata aku yang sombong.”

Lagi-lagi kepala Eun Jae kena tas. Kali ini ia berkata dengan ramah kepada pemilik tas kalau tasnya mengenainya. Si pemilik tas kaget dan benar-benar minta maaf. Eun Jae tersenyum lega.

Di kelas, Jong Yeol menghampiri Eun Jae dan memberikan bolpen kuningnya. Jong Yeol kemudian duduk di kursi depan Eun Jae dan berbalik untuk menanyakan nama gadis itu. 

Sebelum pulang, Eun Jae ke toko untuk membeli sandal rumah. Sesampainya di rumah ia mendengar suara tawa. Ternyata teman kos terakhir pulang juga. Ia adalah Song Ji Won. Dan Eun Jae bergabung dengan yang lain untuk minum bir.

Ji Won sangat ramah dan bersahabat. Menurutnya hal yang harus pertama kali dilakukan dalam pertemanan dalam kos adalah minum bir dan mempelajari tentang teman sekosnya. Dan Ji Won apakah Eun Jae punya kakak cowok? Nggak. Punya om yang masih muda? Eun Jae menjawab setelah berpikir sejenak, omnya yang paling muda berumur 40 tahun. Ji Won diam dan menyuruh Eun Jae untuk keluar kos. Hhahahahaha... 

Merasa lebih dekat, Eun Jae kemudian bertanya pada Ji Won tentang teman kos mereka yang ia gantikan dan bertanya alasan gadis itu untuk pergi dari rumah ini. Suasana meja langsung berubah dan hanya terdengar gumaman. Akhirnya Ji Won menjelaskan kalau teman mereka itu pergi karena kedapatan hamil. Eun Jae bengong, apalagi karena Ji Won menceramahinya untuk selalu memakai pengaman. Tapi reaksi Yi Na dan Ye Eun terlihat aneh.

Yi Na bertanya apakah Eun Jae pikir gadis penari balet itu pergi karena tak tahan di-bully oleh mereka? Eun Jae grogi membantah, tapi kelihatan jelas kalau memang itu pikiran Eun Jae. Ji Won menyarankan agar mereka menggunakan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan memberitahu rahasia masing-masing.

Ketika Jin Myung pulang, keempat gadis itu sudah mulai mabuk. Eun Jae merecap apa saja rahasia yang pernah diucapkan. Yi Na pacaran dengan 2 cowok dan operasi plastik pada matanya tapi tidak payudaranya. Berat badan Ye Eun pernah mencapai hingga 63 kg dan kencan Jin Won selalu mentok di kencan pertama saja.

Eun Jae bernarasi kalau ada dua jenis rahasia. Rahasia yang boleh diucapkan dan rahasia yang tak boleh diucapkan. Dan ia punya rahasia yang tak boleh diucapkan. Dengan suara nyaring, Eun Jae menyebutkan rahasianya kalau ia sudah minum bir sejak kelas 9.

Ji Won yang sudah mabuk berkata kalau ia punya rahasia yang sebenarnya: ia bisa melihat hantu. Eun Jae berkata dalam hati kalau rahasianya adalah : ia pernah membunuh seseorang.

Ji Won mengatakan kalau ada hantu di rumah mereka dan ia menunjuk lemari sepatu tapi anehnya hampir semuanya tak kelihatan kaget. Yi Na berkata, “Jadi mungkin aku memang membunuh mereka.” Jin Myung berkata kalau ada orang yang ia inginkan mati. Eun Jae melihat lemari itu dengan kaget.

Minum-minum usai dan semuanya masuk kamar. Eun Jae merasa teman-teman sekosnya ini pada aneh semua.


Dan episode 1 ini ditutup dengan potongan-potongan adegan. Mimpi buruk Eun Jae, peristiwa yang melibatkan Jin Myung dan Yi Na. Potongan-potongan itu diawali dan diakhiri dengan penampakan lemari sepatu yang menurut Ji Won ada hantunya.

Berikutnya Age of Youth Episode 2

No comments:

Post a Comment