Seorang gadis ketiduran di bis dan terbangun oleh klakson
keras bis. Terdengar suara penyiar radio yang memberitahu hari ini adalah
tanggal 1 Maret, awal tahun ajaran baru dan menyarankan pada para siswa baru
untuk mengingat apa yang paling penting dalam bersekolah: percaya diri. Jangan
khawatir apa yang akan terjadi, tapi hadapi masa depan dengan percaya diri.
Gadis itu turun bis dan menuju rumah kos yang baru. Di depan
ia bertemu dengan pemilik kos, nenek modis yang trendy. Ia membungkuk dan
memperkenalkan diri sebagai Yoo Eun Jae. Nenek itu tersenyum dan berkata mungkin
Eun Jae akan merasa tak mudah.
Di depan pintu Eun Jae berkata dalam hati, “tahapan baru,
sekolah baru. Tiap saat aku memulai hal-hal seperti ini, aku bermimpi buruk.
Kurasa hal baru bukanlah sesuatu yang dinanti, tapi ditakuti.”
Setelah menenangkan diri, Eun Jae memencet bel. Tak ada yang
membuka pintu. Nenek kos mendengar kalau tak ada orang yang membuka pintu, mengira
tak ada orang di kos-kosan. Ia berinisiatif untuk membuka pintu.
Padahal di dalam ada Jung Ye Eun, anak kos juga yang sedang
bersama pacarnya. Buru-buru ia menyuruh pacarnya bersembunyi dan tak lupa menyembunyikan
sepatu pacarnya. Pas saat pintu terbuka, pacarnya sudah bersembunyi. Ye Eun
memaksakan senyum ceria saat membuka pintu dan mengajak Eun Jae masuk.
Ia segera memperkenalkan diri dan mengantar Eun Jae ke dalam
kamar barunya. Di dalam kamar ia terus bicara agar pacarnya dapat menyelinap
keluar rumah.
Eun Jae ternyata berbagi kamar dengan seorang mahasiswi
bisnis tingkat 4 yang sudah cukup tua untuk jadi mahasiswa. Selain Ye Eun,
mahasiswi tingkat 3 jurusan gizi, ada teman sekamar Ye Eun, mahasiswi
komunikasi yang sedang bekerja menjadi sukarelawan dan mahasiswi jurusan bisnis
juga yang disebut Ye Eun eksibisionis.
Pacar Ye Eun kirim SMS memberitahu kalau ia berhasil keluar.
Ye Eun pun lega dan menyelesaikan perkenalannya.
Eun Jae melihat-lihat mejanya dan menemukan kotak yang
berisi foto seorang penari balet di bawahnya. Sepertinya penghuni lama yang ia
gantikan.
Ia keluar kamar dan melihat kamar mandi yang dipakai
bersama, dan di ruang tengah ada peraturan yang ditulis di papan tulis: Ga
boleh masukin cowok, ga boleh masukin pacar, ga boleh masukin teman cowok. Dan
yang tak mematuhi aturan akan diusir.
Eun Jae menaruh sepatu di lemari sepatu dan menemukan sepatu
balet di dalamnya.
Eun Jae bertemu teman kos eksibisionis yang langsung masuk
kamar mandi untuk pipis saat ia sedang keramas. Tanpa rasa malu Kang Yi Na meperkenalkan
diri pada Eun Jae yang risih, apalagi setelah pipis Yi Na keluar kamar mandi
tanpa menutup pintunya lagi.
Malamnya Eun Jae naik ke tempat tidur. Setelah menatap
tempat tidur teman sekamarnya, Eun Jae menyalakan lampu lagi.
Mimpi Eun Jae campur aduk. Seorang gadis kecil menyusuri
koridor sekolah yang penuh tawa anak-anak, seorang gadis di padang rumput, Eun
Jae melihat sepatu balet, foto penari balet, ikan mas melompat-lompat di
lantai.
Eun Jae terbangun sebentar saat teman sekamarnya masuk kamar
dan mematikan lampu.
Paginya Eun Jae terbangun dengan kamar kosong dan post it
tertempel di meja yang memintanya untuk mematikan lampu sebelum tidur. Eun Jae
menggerutu karena ia kemarin menyalakan lampu demi teman sekamarnya itu.
Eun Jae membuat sarapan roti bakar dengan selai yang dibuat
ibunya. Ye Eun menatap roti itu dengan lapar membuat Eun Jae menawarkan roti
itu. Ye Eun langsung menerima dan saat merasai selai itu enak, ia mengambil
selai dan mengolesnya tebal-tebal. Yi Na muncul hanya dengan selembar handuk,
membuat Eun Jae risih melihatnya.
Eun Jae akhirnya membakar roti lagi dan bertanya tentang foto
penari balet dan sepatu balet yang ia temukan sebelumnya. Dua teman barunya itu
hanya saling pandang dan Ye Eun menjawab ngambang kalau itu adalah teman kos
mereka dulu yang digantikan oleh Eun Jae. Setelah itu mereka cari alasan untuk
meninggalkan meja makan.
Kiriman barangnya sudah sampai dan Eun Jae terkejut melihat
teman sekamarnya ada di tempat tidur, kelihatan terganggu karena keberisikannya.
Hp-nya berbunyi pula, membuatnya buru-buru minta maaf dan keluar rumah agar
bisa menerima telepon.
Telepon itu dari ibunya yang menanyakan kabarnya dan ia
terpaksa memberikan salam kepada seorang ahjussi yang ada di dekat ibunya. Saat
ia kembali ke rumah, teman sekamarnya ternyata sudah pergi dan hanya meninggalkan
post it yang memintanya untuk berkomunikasi via teks saja dan bukannya telepon
juga memasang mode vibrate di ringtone-nya.
Kelihatannya Eun Jae ini pendiam dan membiarkan apa yang
terjadi di sekelilingnya. Saat ada orang yang berdiri di samping dan tasnya
selalu mengenai wajahnya, ia hanya menerimanya dengan wajah pasrah sebal. Orang
itu juga tak kunjung merasa kalau tasnya itu mengenai wajah Eun Jae hingga Eun
Jae memilih berdiri padahal masih harus melewati 3 halte lagi.
Eun Jae ternyata tak ikut masa orientasi dimana para mahasiswa saling mengenal dan punya geng-gengnya sendiri. Jadi ia sendirian. Di kelas psikologi, ada cowok duduk di sebelahnya dan pinjam bolpen. Selesai pelajaran, bolpen itu lupa dikembalikan dan Eun Jae ragu untuk memintanya.
Eun Jae ternyata tak ikut masa orientasi dimana para mahasiswa saling mengenal dan punya geng-gengnya sendiri. Jadi ia sendirian. Di kelas psikologi, ada cowok duduk di sebelahnya dan pinjam bolpen. Selesai pelajaran, bolpen itu lupa dikembalikan dan Eun Jae ragu untuk memintanya.
Eun Jae makan siang di rumah dan pergi sebentar untuk beli
jeruk. Ia akhirnya bertemu dengan teman sekamarnya Yoo Jin Myung, yang sapaan
awalnya adalah memintanya untuk mematikan TV sebelum pergi, membereskan piring
setelah dipakai dan mencabut kabel yang tidak dipakai.
Eun Jae membungkuk ke Jin Myung dan memperkenalkan diri. Jin
Myung tampak sedikit terkejut dan membungkuk juga. Eun Jae mengambil beberapa
jeruk untuk diberikan kepada Jin Myung, tapi Jin Myung sudah keburu pergi.
Kecewa, Eun Jae mendesah dan berkata pada dirinya sendiri kalau ia ingin
pulang.
Besok-besoknya semakin sulit bagi Eun Jae. Ye Eun yang suka
dengan selai Eun Jae, memakan selai itu saat tak ada Eun Jae. Jin Myung
memborbardirnya dengan tempelan-tempelan post it. Yi Na pulang ke rumah dan
menginjak sepatu Eun Jae dengan hak tingginya dan selalu menyerobot kamar mandi
di pagi hari. Ye Eun nitip cucian dengan janji ia yang akan menjemurnya. Tentu
saja Ye Eun tak melakukannya sehingga Yi Na menegurnya karena ia akan memakai
mesin cuci. Terpaksa Eun Jae lagi yang menjemurnya.
Kesal dengan semua itu, Eun Jae menulis post it balik, tapi
ia akhirnya mencoret setiap post it yang ia tulis. Terdengar keributan di ruang
tengah. Yi Na ternyata menemukan bajunya dijemur dan menuduh Ye Eun meminjam
baju itu tanpa memberitahu lebih dulu. Ye Eun menyangkal dan Yi Na bertanya
pada Eun Jae. Eun Jae polos menjawab kalau baju itu memang dia yang menjemur,
tapi itu titipan dari Ye Eun.
Ia kaget melihat kejadian berikutnya. Kedua bertengkar, saling
cakar, saling gigit, dan jerit teriakan membuat kacau suasana. Eun Jae mencoba
melerai, malah kena tendang di kepala.
Ye Eun mengeluh kepada pacarnya tentang kegilaan Yi Na dan
menunjukkan memar-memarnya yang malah ditanggapi mesum oleh pacarnya. Sementara
itu, Yi Na juga mengeluh kepada seorang pria saat makan siang dan menunjukkan bekas
gigitan untuk membuktikannya.
Tak jelas apakah dia pacar Yi Na, karena saat sup Yi Na tak
sengaja menetes di celana dan membuatnya panik, Yi Na malah bercanda, bertanya noona
mana yang membelikannya pakaian itu. Namun ketika pria itu berniat ke kamar
kecil untuk membersihkan noda Yi Na malah kesal dan memilih meninggalkan pria
itu.
Di kantin kampus, Jin Myun makan siang dan tak sengaja
bertatapan dengan seorang gadis. Gadis itu terbelalak melihat Jin Myung, tapi
Jin Myung memilih menunduk pura-pura tak melihatnya.
Di kelas psikologi, Eun Jae kaget melihat bolpen yang
kemarin ia pinjamkan pada seorang cowok (bolpen kuning dengan bola besar yang
ada lonceng di dalamnya), sekarang ada di tangan orang lain. Eun Jae kesal
mendengar kalau orang itu memakai karena menemukan bolpen kuning itu di lantai.
Kesal, Eun Jae menatap si peminjam bolpen Yoon Jong Yeol, tapi buru-buru menunduk saat
Jong Yeol merasa diperhatikan dan kembali menatapnya.
Pelajaran psikologi hari ini adalah tentang konsep
"positioning", atau bagaimana orang menggunakan kata-kata untuk
menempatkan diri mereka sendiri dan orang lain dalam hubungan satu sama lain.
Eun Jae menemukan ide untuk mencari positioning teman-teman sekamarnya. Jin
Myung yang dingin, Yi Na si eksibisionis, dan Ye Eun yang cengeng. Tapi mereka
semua menakutkan. Dia bertanya-tanya bagaimana positioningnya di dalam rumah.
Dia mulai membayangkan Eun Jae yang berkata balik saat
teman-temannya melakukan hal yang tak ia sukai dan membuat teman-temannya
mengangguk paham. Dan dia memutuskan bahwa mulai sekarang, dia akan mengatakan
apa yang dia perlu untuk mengatakan, dan tak takut untuk melihat orang lain langsung
menatap ke mata mereka.
Setelah kelas usai, ia mengejar Jong Yeol, menghadangnya dan
meminta bolpennya kembali. Terkejut sendiri dengan keberaniannya, ia mengakhiri
dengan minta maaf. Tapi itu memuaskan Eun Jae yang kemudian berbalik pergi dengan tersenyum.
Eun Jae pulang ke rumah dan menemukan ketiga teman
serumahnya nongkrong anteng di meja dapur, seakan pertarungan tadi malam tidak
pernah terjadi. Eun-jae kepala ke kulkas dan tidak senang menemukan jar nya
selai hampir kosong.
Teringat akan resolusi yang dibuat di kelas, dan akhirnya mengeluarkan
uneg-unegnya: Siapa yang makan selai, dan mengapa mereka melakukannya tanpa
bertanya? Teman serumahnnya pikir dia membesar-besarkan hal yang kecil dan
ngomel. Eun Jae shock melihat tanggapan teman-temannya yang berbeda dari
bayangannya sehingga pada akhir pembicaraan, dia menunduk. Tapi ketika semua
pergi, ia menggerutu pelan dan membuang toples selainya yang sudah kosong ke
tempat sampah.
No comments:
Post a Comment